welcome to my blog

Welcome to My Blog

HELLO

Berbagai Alat-Alat di Laboratorium

Berbagai Alat-Alat di Laboratorium

Kamis, 18 Juni 2015

Model Kemas Geometri


MODEL KEMAS GEOMETRI
(Kimia Anorganik II)



Penulis
Nama               : 1. Arifiani                  (1313023008)
                          2. Shella Pratiwi        (1313023072)
                          3. Wayan Gracias      (1313023090)
P.S                  : Pendidikan Kimia (B)

Dosen              : 1. Dra. Nina Kadaritna, M.Si
                          2. M. Mahfudz Fauzi S, S.Pd., M.Sc







Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Bandarlampung
2015

KATA PENGANTAR



DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Pendahuluan.................................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3  Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1   Model Kemas Geometri dan Intertisi/Selitan.................................................. 3
2.2   Jenis-jenis Sistem Kristal Logam.....................................................................
2.3   Unit Sel, Faktor Tumpukan dan Perhitungan Geometri..................................
BAB III PENUTUP
3.1   Kesimpulan......................................................................................................
3.2   Saran................................................................................................................

Daftar Pustaka




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Pendahuluan Isi

Apabila atom-atom logam dianggap sebagai bola-bola keras, maka dalam susunan 2-dimensi ada beberapa kemungkinan susunan yang terbentuk. Dua diantaranya adalah susunan bujusangkar dan susunan heksagonal. Pada susunan tersebut di antara atom-atom logam terdapat rongga yang disebut selitan. Selitan pada susunan heksagonal lebih rapat dibandingkan dengan selitan pada susunan bujursangkar. Pengemasan atom-atom logam ada dua cara yaitu dalam bentuk lapis atau layer dan pembentukan lapisan heksagonal.
Ada beberapa cara penyusunan bola-bola atom yang akan menghasilkan beberapa model misalnya simple cubic packing (kemas kubus sederhana), body centered cubic packing (kemas kubus pusat badan), dan face centered cubic packing (kemas kubus pusat muka). Dalam susunan ini, setiap kubus tidak diisi sepenuhnya oleh bagian bola atom. Perbandingan antara volum kubus yang terisi dan volum kubus total disebut  dengan Packing Efficiency (efisiensin kemas). Setiap model memiliki efisiensi kemas yang berbeda-beda.



1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan

BAB II
ISI


A.    Model Kemas Geometri dan Intertisi
Susunan logam dapat dianggap terbentuk oleh tataan atom-atom yang terkemas (packed) bersama dalam suatu kristal. Cara penataan atom-atom logam ini sangat penting dalam anorganik, karena hal ini merupakan dasar pemahaman kemasan ion dalam senyawa padatan ionik bahkan kovalen. Konsep kristal kemasan mengasumsikan bahwa atom-atom berupa bola keras dan tentunya mempunyai ukuran yang sama untuk atom yang sama. Dalam suatu kristal logam, atom-atom tertata dalam rangkaian terulang yang disebut kisi kristal. Atom-atom logam dianggap sebagai bola-bola keras, maka dalam susunan 2-dimensi ada beberapa kemungkinan susunan yang dapat terbentuk. Dua diantaranya adalah susunan bujur sangkar dan susunan heksagonal seperti ditunjukkan pada gambar berikut :




Pada susunan bujursangkar setiap atom logam bersinggungan dengan empat atom sejenis, sedangkan pada susunan heksagonal setiap atom logam bersinggungan dengan empat atom sejenis. Oada susunan tersebut diantara atom-atom logam terdapat tempat-tempat lowong yang disebut tempat selitan (interstitial site). Apabila diperhatikan maka akan tampak bahwa ukuran selitan pada susunan bujursangkar adalah lebih besar dibandingkan ukuran tempat selitan pada susunan heksagonal. Hal ini menunjukkan bahwa atom-atom logam pada susunan heksagonal tersusun lebih rapat dibandingkan pada susunan bujursangkar. Dalam model 2-dimensi, susunan heksagonal disebut kemasan terkarib, kemasan rapat, atau susnan rapat (close packing atau closest packed), sedangkan susunan bujursangkar bukan susunan rapat.
Atom-atom logam dalam susunan rapat heksagonal 2-dimensi membentuk suatu lapisan, apabila lapisan itu disebut lapisan A, maka di antar sebuah atom logam dengan enam atom ssejenis yang bersinggunan denganya akan terdapat enam buah tempat seklitan. Enam tempat selitan tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu tempat selitan b dan tempat selitan c yang masing-masing jumlahnya tiga buah.







Pada susunan rapat 3-dimensi atom-atom sejenis dapat menempati tempat-tempat yang ada di aatas atau di bawah dari tempat-tempat intertisi yang ada. Ada dua macam susunan rapat tiga dimensi dari atom-atom logam, yaitu susunan rapat heksagonal (hexagonal close packing, hexagonal closest packing atau hexagonal close packed = hcp) dan susunan rapat kubus (cubic close packing, cubic closest packing atau cubic close packed = ccp)
Pengemasan atom-atom logam merupakan problem geometri; cara yang paling mudah yaitu menata bola-bola atom ke dalam bentuk satu lapis (layer), kemudian menempatkan lapisan-lapisan berikutnya di atas lapisan yang terdahulu. Ada dua macam tatanan bola-bola dalam lapisan, yaitu:
1.    Bola tertata persis sebelah-menyebelah (side by side) satu sama lain
a.      
selitan
setiap bola disentuh oleh empat bola lain sehingga menyusun dua diagonal bujursangkar
b.      Model kemasan kubus sederhana (simple cubic packing), lapis kedua ditata persis di atasnya, artinya tiap bola lapis kedua persis di atas tiap bola pertama, demikian seterusnya sehingga diperoleh lapisan A-A-A.
Dalam bangun kubus sederhana, tiap bola (atom) disentuh oleh enam bola (atom) tetangga yaitu empat bola pada lapisannya dan masing-masing satu bola pada lapisan atas dan lapisan  bawahnya; dengan demikian dapat dikatakan bahwa tiap atom mempunyai bilangan koordinasi enam.
c.       Model bangun kubus pusat badan (body central cube), jika di dalam rongga antara kedua lapis A-A terdapat satu bola ukuran sama yang tepat menyinggung kedelapan bola dari kedua lapis dan berakibat bola-bola pada tiap lapis A merenggang tidak lagi saling bersinggungan.
Beberapa logam seperti kalium dan vanadium mengkristal dalam susunan kubus berpusat badan (body centered cubic = bcc). Dalam bangun kubus pusat badan tiap atom mempunyai bilangan koordinasi delapan, dengan demikian bangun kubus pusat badan lebih rapat daripada kubus sederhana yang tiap atom memiliki bilangan koordinasi delapan.

2.      Berdasarkan pembentukan lapisan heksagon.
a.       Tiap bola disentuh oleh enam bola yang lain dan tatanan demikian ini merupakan cara yang paling rapat (mampat), oleh karena itu disebut kemas rapat (closed packing).
selitan
b.      Bangun kemas rapat heksagonal (hexagonal closed packing, hcp), jika bola lapisan kedua ditempatkan persis di atas rongga-rongga antara bola –bola lapisan pertama, ternyata hanya setengahnya saja jumlah rongga lapisan pertama yang terisi (tertutupi) oleh bola-bola lapisan kedua. Penataan dua lapis demikian ini menghasilakan kemasan A-B, kerena persis lapisan pertama tidak sama dengan posisi lapisan kedua. Penataan lapis ketiga selanjutnya ada dua cara:
1.      alternatif pertama bola-bola lapisan ketiga ditempatkan di atas rongga-rongga lapisan kedua sedemikian sehingga bola-bola lapisan ketiga tepat lurus di atas bola-bola lapis pertama, demikian seterusnya lapisan keempat tepat lurus dengan lapisan kedua, tatanan demikian adalah kemasan lapisan A-B-A-B.
2.      alternatif  kedua, lapisan bola-bola ketiga ditempatkan di atas rongga-rongga
lapisan kedua dan tepat lurus di atas rongga-rongga lapisan pertama yang belum tertutupi oleh lapisan kedua, sedangkan lapisan keempat tepat lurus dengan lapisan pertama, tatanan demikian adalah kemasan lapisan A-B-C-A-B-C-A,


C
B
A
 





hasilnya yaitu suatu bangun kemas rapat kubus (cubic closest packing,ccp), atau kubus pusat muka, fcc (face centered cube).
                    
Tiap atom pada kedua bangun geometri heksagon mempunyai bilangan koordinasi duabelas, enam pada lapis yang sama, dan masing-masaing tiga pada lapis atas dan dibawahnya.
Kemas rapat bola-bola dengan ukuran sama menyisakan 2 tipe celah/ruang terbuka atau rongga antara lapis-lapisnya. Ada dua macam rongga dalam suatu kemas, yaitu :
a.     Rongga tetrahedral, yaitu rongga sebagai titik pusat bangun bola tetrahedron. Jika rongga ini ditempati oleh bola (atom) lain yang tepat ukurannya, yaitu tepat menyinggung keempat bola tetrahedron maka ia mempunyai bilangan koordinasi empat.
b.    Rongga oktahedral, yaitu sebagai titik pusat bangun oktahedron,ukurannya lebih besar dari rongga tetrahedral. Jika rongga ini ditempati oleh bola (atom) lain yang tepat ukurannya, yaitu tepat menyinggung keenam bola tetrahedron maka ia mempunyai bilangan koordinasi enam.

Jumlah rongga tetrahedral adalah dua kali jumlah rongga oktahedral. Untuk mengetahui hubungan jumlah tipe rongga, perlu diingat bahwa pada penyusunan kemas rapat lapisan heksagon tersebut, bola-bola lapis kedua hanyalah menempati rongga di bagian atas lapis pertama saja, bagian bawah lapis pertama tentu juga menghasilkan jumlah rongga yang sama pula. Rongga-rongga lapis pertama yang ditempati bola-bola lapis kedua menghasilkan rongga tetrahedral, dan rongga-rongga lapis pertama yang tidak ditempati bola-bola lapis kedua menghasilkan rongga oktahedral. Dalam satu rakitan (array) kemas rapat terdapat dua rongga tetrahedral dan satu rongga oktahedral untuk setiap bola kemas rapat.

Hubungan volume suatu ruang kristal yang ditempati atau diisi oleh bola (atom) dengan tipe bangun kemasan yaitu kira-kira 52 % untuk kubus sederhana, 68 % untuk kubus pusat badan, dan 74 % masing-masing untuk kemas rapat heksagonla maupun kemas rapat kubus pusat muka. Ini berarti bahwa makin besar pesentase volume isian makin kecil ruang kosong yang ditinggalkan dan makin dekat/rapat atom-atom terkemas.

Logam umumnya mengadopsi bcc, hcp, dan fcc. Sulit diramalkan bangun mana yang diadopsi oleh suatu logam, namun terdapat kecenderungan umum bahwa naiknya jumlah elektron terluar paralel dengan perubahan bangun dari bcc ke hcp kemudian fcc. Jadi, logam-logam alkali (Li, Na, K, Cs) mengadopsi kemasan bcc, demikian juga hampir semua logam golongan 2-6 (Ba, α-Cr, α-Fe, δ-Fe, Mo, β-W). Logam-logam golongan 7,8, dan 12 (Zn) mengadopsi bangun hcp, dan logam-logam golongan 9-11(Al, Pb, γ-Fe, β-Ni, Cu, Ag, Au) mengadopsi bangun fcc. Hal ini hanyalah kecenderungan umum dan tentunya terdapat beberapa pengeecualian, misalnya megnesium, titanium, γ-Ca, Cd, α-Co, dan β-Cr, mengadopsi bangun hcp. Kristal stronsium dapat mengadopsi bangun ketiga-tiganya bergantung pada kondisi pengkristalan.







B.     Jenis-jenis sistem kristal
Kristal tunggal juga disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu padatan kristal yang mempunyai kisi kristal yang susunannya teratur secara kontinyu dan kisi-kisi kristal yang membentuk bingkai tersebut tidak rusak atau tetap strukturnya. Menurut Milligan, kristal tunggal adalah suatu padatan yang atom-atom dalam molekul-molekulnya diatur dalam keterulangan dimana sebagian padatan kristal tersusun dari jutaan kristal tunggal yang disebut grain

Dalam identifikasi kristal tunggal tidak akan lepas dengan kisi Bravais karena dengan mengetahui sistem kristal atau kisi Bravais dapat diidentifikasi jenis dari kristal tunggal tersebut. Kisi Bravais merupakan sistem kristal atau bentuk dasar dari kisi kristal. Terdapat empat belas kisi Bravais dan untuk sistem kristalnya terdapat tujuh yang ditampilkan pada tabel 1. Keempatbelas kisi tersebut memiliki perbedaan dalam bentuk dan ukuran unit sel. Perbedaan ukuran tersebut dilambangkan dengan huruf a, b, c yang ditampilkan pada gambar 1 (sebagai contoh kisi ortorombik sederhana). Sudut diantara huruf tersebut dilambangkan dengan α, β, γ, dimana α adalah sudut diantara b dan c, β adalah sudut diantara a dan c, dan γ adalah sudut diantara a dan b [3]. Untuk mengidentifikasi struktur kristal tunggal dengan menggunakan instrumentasi dapat menggunakan difraktometer sinar-X single crystal.


Bidang-bidang kristal dilukis menurut perpotongan dengan sumbu-sumbu a,b, dan c. Atas dasar perbedaan ukuran ketiga sudut dan ulangan jarak ketiga sumbu tersebut terdapat tujuh kelas kristal sebagaimana berikut :

Tabel 1: Sistem kristal  [3]
No
Sistem Kristal
Sudut dan Panjang Sumbu
1
Kubik
a = b = c; α = β = γ = 900
2
Tetragonal
a = b ≠ c; α = β = γ = 900
3
Ortorombik
a ≠ b ≠c; α = β = γ = 900
4
Trigonal
a = b = c; α = β = γ ≠ 900
5
Hexagonal
a = b ≠c; α = β = 900; γ = 1200
6
Monoklinik
a ≠ b ≠c; α = γ = 900 ≠ β ≥ 1200
7
Triklinik
a ≠ b ≠c; α ≠ β ≠ γ = 900


Tipe dasar kisi kristal (Bravais) dua dimensi
Ternyata hanya ada 5 tipe kristal kisi Bravais dua dimensi (dapat dibuktikan) berikut:
(l) kisi genjang; sel satuan jajaran genjang; a ≠ b. sudut tak sama 900;
(2) kisi segi empat; sel satuan segi empat; a = b. sudut 900;
(3) kisi heksagonal; sel satuan belah ketupat, a = b, sudut  1200;
(4) kisi segi-4 panjang; sel satuan segi-4 panjang; a ≠ b; sudut  900 ;
(5) kisi segi empat panjang bcrpusat; segi panjang;  a ≠ b; sudut 900

Kisi yang memiliki titik-titik kisi yang ekuivalen disebut kisi  Bravais sehingga titik-titik kisi tersebut dalam kristal akan ditempati oleh atom-atom yang sejenis.




KUBUS SEDERHANA  PRIMITIF (P)


Jari-jari atom r , sisi kubus a. Atomnya bersinggungan sepanjang sisi kubus sehingga jari-jari atom r= a/2.

KUBUS PUSAT BADAN (l)
Mempunyai 8 lokasi atom pada sudut kubus dan  satu lokasi atom pada ruang pusat kubus. Struktur atomnya akan bersinggungan sepanjangan garis diagonal ruang. Tetanggaan terdekat dari atom sudut adalah atom pusat kubus termasuk kubus unit sel disekitarnya. Di sekeliling atom ini masih ada 7 unit sel berdekatan lainnya.

KUBIK PUSAT MUKA (F)
Memiliki 8 lokasi atom pada sudut kubus dan 6 lokasi atom pada pusat tiap bidang muka unit sel. Namun tidak ada lokasi atom dipusat kubus. Tetangga dekat dari atom sudut ini adalah 4 atom pusat bidang muka yang berada pada bidang atom itu sendiri. 4 atom pusat bidang muka diatasnya dan 4 bidang muka dibawahnya. Jadi atom ini mempunyai 12 atom tetangga dekat sehingga bilangan koordinasinya adalah12. Atom sudut bersinggungan dengan atom muka kubus tetapi antara atom sudut itu sendiri tidak bersinggungan.

C.     Unit Sel dan Perhitungan Geometri
Tatanan bola-bola paling sederhana yang apabila pada pengulangan diperoleh seluruh bangun kristal disebut unit sel atau satuan sel. Satuan sel dengan model “stick-ball” (tongkat bola) adalah sebagai berikut :
                                           
kubus sederhana                                  kubus pusat badan bcc 
                                   
kubus pusat muka fcc                         kemas rapat heksagonal hcp

penetapan suatu titik dari mana satuan sel dibangun dapat dilakukan secara sembarang, namun sekali ditentukan harus konsisten diterapkan pada seluruh kristal.  
Gambar di tersebut enunjukkan adanya 3 kemungkinan unit sel, A, B, dan C pada suatu kristal yang dibangun berdasarkan sifat simetrinya menurut arah dua dimensi.
Satuan sel :
1.      Untuk satuan sel A, titik-titik kisi terletak pada atom atau ion yang bersangkutan, sedangkan
2.      Untuk satuan sel B dan C titik-titik kisi terletak di antara atom-atom atau ion-ion.
Satu unit sel :
1.      Satu unit sel A dan sel B tersususun  oleh 2 lingkaran besar dan 2 lingkaran kecil
2.      Satu unit sel C tersusun oleh masing-masing hanya satu lingkaran besar dan satu lingkaran kecil.

Dengan demikian sel A dan B mempunyai ukuran yang sama dan lebih besar dari ukuran sel C. Sel A mempunyai sifat simetri paling tinggi karena mempunyai unsur-unsur simetri maksimum.
Satuan sel yang paling mudah dilihat yaitu kubus sederhana yang dibangun oleh delapan bola yang menempati kedelapan titik sudut kubus. Namun, apabila bangun kubus ini diulang ke arah tiga dimensi, maka setiap bola sesungguhnya merupakan titik sudut persekutuandari delapan kubus. Dengan kata lain, tiap bola hanya memberikan kontribusi 1/8 bagian saja kepada tiap satuan sel. Jadi satu satuan sel kubus sesungguhnya dibangun oleh hanya satu atom saja (1/8x 8). Untuk kubus pusat badan terdapat satu bola (atom) interior tambahan yaitu sebagai tambahan pusat bangun kubus, sehingga dalam satu satuan sel terdapat 1+[8(1/8)] = 2 atom. Untuk bangun pusat muka terdapat enam atom tambahan yang menempati keenam muka kubus, sehingga tiap satuan sel kubus pusat muka terdapat 6(1/2) + [8(1/8)] = 4 atom.
Tiap satuan sel berisi sejumlah tertentu atom-atom atau ion-ion. Kristal molekular intan misalnya, mengadopsi bangun utama fcc ditambah 4 atom terikat secara tetrahedral di dalamnya (interior). Oleh karena itu,  setiap satuan sel intan terdapat (8 x 1/8 atom) + (6 x ½ atom pusat muka) + 4 atom interior = 8 atom. Untuk kristal ionik NaCl yang mengadopsi bangun fcc kation-anion secara selang-seling, tiap satuan sel terdapat 4 ion Na+ dan 4 ion Cl-.
Jika jenis bangun kemas rapat logam telah diketahui dan densitas logam yang bersangkutan telah ditentukan, maka jari-jari atom logam dapat dihitung. Jika jumlah atom dalam satu satuan sel diketahui, maka massa satuan sel yang bersangkutan dapat dihitung. Massa satu atom dapat dihitung dengan membagi massa molar spesies yang bersangkutan dengan bilangan avogadro, kemudian hasilnya dikalikan dengan jumlah atom dalam satu satuan sel.
Rapatan merupakan salah satu sifat yang tidak bergantung pada ukuran sampel. Rapatan dapat diperoleh dari massa satuan sel dibagi dengan volumenya.
 = banyaknya jenis atom atau molekul atau ion ke i
= massa rumus dalam satuan sel
volume sel
 = bilangan avogadro (6,02 x 1023 per mol)

Panjang sisi suatu satuan sel dapat diperoleh dari difraksi sinar X. Untuk satu satuan sel kubus panjang sisi-sisinya adalah sama, maka volume satuan sel kubus dapat dihitung (yaitu pangkat tiga dari panjang sisi satuan sel kubus). Rapatan yang dihitung dengan cara ini untuk satu satuan sel dikatakan sebagai rapatan teoritik. Rapatan teoritik berbeda dari rapatan aktual, karena hampir semua kristal mempunyai cacat. Kekosongan, misalnya akan menghasilkan rapatan aktual yang lebih kecil daripada rapaten teoritik. Hadirnya pengotor (impurity) akan menghasilkan rapatan aktual yang lebih besar atau lebih kecil daripada rapatan teoritik bergantung pada massa relatif partikel pengotor dibanding dengan massa relatif atom utamanya.


FAKTOR TUMPUKAN/EFISIENSI KEMASAN
Ada beberapa cara penyusunan bola-bola atom yang akan menghasilkan beberapa model misalnya simple cubic packing (kemas kubus sederhana), body centered cubic packing (kemas kubus pusat badan), dan face centered cubic packing (kemas kubus pusat muka).
Dalam susunan ini, setiap kubus tidak diisi sepenuhnya oleh bagian bola atom. Perbandingan antara volum kubus yang terisi dan volum kubus total kita sebut dengan Packing Efficiency (efisiensin kemas). Setiap model memiliki efisiensi kemas yang berbeda-beda.
Berikut ini adalah efisiensi kemas untuk beberapa model kemas geometri untuk satu satuan sel. Satuan sel adalah tataan bola-bola paling sederhana yang apabila pada pengulangan diperoleh seluruh bangun kristal.
Untuk struktur logam dapat diterapkan konsep tumpukan atom atau faktor tumpukan, yaitu:
Faktor tumpukan =
Dengan:
Volume atom  = jumlah atom dalam satu unit sel x volume bola
Volume atom sel satuan =  jumlah atom dalam satu unit sel x
1.         Efisiensi Kemasan Kubus Sederhana

Jika sisi kubus dalam kubus sederhana kita misalkan dengan a dan jari-jari bola penyusun atom kita sebut dengan r,

maka:
r = ,
Volume kubus = a3
Maka faktor tumpukan dari kubus sederhana dapat dihitung sebagai berikut:
Faktor tumpukan =
=
=
=0.523
Jadi, faktor tumpukan untuk kubus sederhana adalah 0.523

2.         Efisiensi Kemasan Kubus Pusat Badan
Kita misalkan juga sisi kubus dengan a dan jari-jari r. Dalam kubus pusat badan, kubus disusun oleh dua buah atom yang terdiri dari satu atom di tengah berbentuk bola utuh dan satu atom sudut yang terbagi menjadi delapan dan terletak di masing-masing sudut. Permukaan bola atom pusat dan sudut bersinggungan pada satu titik sehingga panjang diagonal ruang sama dengan empat kali jari-jari bola, dengan panjang diagonal ruang adalah:
Panjang diagonal ruang =
Panjang diagonal sisi =
Panjang sisi = a, maka:
Panjang diagonal sisi =
                                  =
                                  =
                                  =
Panjang diagonal ruang =
                                      =
                                      =
                                      =
                                      =
Karena 4r= , maka setelah mengetahui hubungan r dan a, maka:
a =
Jadi, faktor tumpukan bcc =  = 0.68

3.         Efisiensi Kemasan Kubus Pusat Muka
Sama seperti perhitungan sebelumnya, sisi kubus dimisalkan dengan a, dan jari-jari r. Face centered cubic tersusun juga oleh empat buah atom (berbentuk bola) yang terdiri dari enam bentuk setengah bola di dinding kubus, dan delapan bentuk seperdelapan bola di sudut kubus.
Permukaan seperdelapan bola di sudut bersinggungan dengan permukaan setengah bola di dinding kubus sehingga panjang diagonal sisi kubus sama dengan empat kali jari-jari bola.
Sejalan dengan ini dapat dicari hubungan antara konstanta sel a dan jari-jari atom R serta faktor tumpukan untuk struktur kubus berpusat muka. Hubungan yang didapat adalah:
(afcc)logam= 4R
Struktur logam fcc mempunyai 4 atom per sel satuan dan nilai FT nya = 0.74. Dari angka-angka ini tampak bahwa struktur fcc lebih besar kerapatannya.

Untuk struktur heksagonal tersusun rapat, bilangan koordinasinya 12, faktor tumpukan 0.74. Jadi, sama dengan struktur kubus berpusat muka.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Berdasarkan penguraian model kemas geometri, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Atom tertata dalam rangkaian terulang yang disebut kisi kristal. Ada dua macam tataan bola-bola lapisan, yaitu pertama dengan bola tertata  persis sebelah menyebelah (side by side), terdiri dari kemasan kubus sederhana (sc), dan kubus pusat badan (bcc), penataan yang kedua berdasarkan pembentukan lapisan heksagon, terdiri dari kemas rapat heksagonal (hcp) dan kubus pusat muka (fcc).
2.      Rongga-rongga yang terdapat diantara atom-atom disebut selitan atau intertisi yang berukuran lebih besar pada sususan bujursangkar daripada susunan heksagonal yang berukuran lebih kecil.
3.      Satuan sel adalah tataan bola-bola paling sederhana yang apabila pengulangan diperoleh seluruh bangun kristal
4.      Rapatan suatu unit sel dapat diperoleh dari massa unit sel dibagi dengan volumenya. Secara umum hubungan antara rapatan dengan volume unit sel kristal, yang dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut:
 = banyaknya jenis atom atau molekul atau ion ke i
= massa rumus dalam satuan sel
volume sel
 = bilangan avogadro (6,02 x 1023 per mol)
5.      Faktor tumpukan dari model kemas geometri dapat dirumuskan sebagai berikut:
Faktor tumpukan =


6.      Fmdlmglm
7.      mmlgf
3.1       Saran




DAFTAR PUSTAKA


Effendy
Sugiyarto, Kristian H. Dan Retno D. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Surdia, Noer Mansdjoeriah.1993. Ikatan dan Struktur Molekul. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

0 komentar:

Posting Komentar